Saturday, March 8, 2008

PROSEDUR & SYARAT MENGIKUTI WEEK END CHOICE

SYARAT mengikuti Week End Choice :
1. Muda/mudi Katholik umur 23 sd 35 thn untuk Week End Choice Regular
2. Untuk angkatan khusus usia 36 sd 45 ( 1 tahun sekali )
3. BELUM PERNAH MENIKAH .
4. Sehat Jasmani dan Rohani .
5. Membayar biaya Week End Rp. 400.000 ,-,
6. Mengisi Formulir pendaftaran .
7. Menyerahkan foto 2 x 3 ( ukuran KTP )

8. Menyerahkan Foto Copy KTP & Foto Copy surat Permandian .
8. Mendapat SPONSOR ( sponsor harus tandatangan ) dari orang yang pernah
ikut Week End Choice ( hal ini supaya Sponsor ikut menjadi “filter” agar
calon peserta memenuhi persyaratan ) .

Week End Choice memang diprioritaskan untuk muda/mudi Katholik, namun juga menerima non katholik sepanjang ybs tidak keberatan / mengerti tata cara katholik.
Untuk non katholik hanya menerima 2 % dari seluruh peserta ( maksimal 4 orang ) .

Keterangan selanjutnya Hub : IBU RACHEL (021) 5310 007 pada jam kerja .

Setiap Week End Choice berangkat HARI JUMAT ( di sediakan BIS )
Kumpul jam 12.00 ( TEPAT ) di Gereja SALVATOR jl. KS Tubun Jakarta menuju WISMA SAMADI SHALOM CIPANAS .
Selesai hari minggu kira2 jam 17.30 , setelah selesai bersama-sama lagi naik bis menuju Gereja Salvator Jakarta
.

Formasi Team Tiap Week End Choice :

1 Romo, 1 suster, 2 pasutri, dan Muda-Mudi ( gambaran sebuah Gereja )
Team akan menjadi Vasilitator ( bukan GURU ) untuk mengarahkan setiap perserta untuk membuat PILIHAN ( Choice ) .
Tiap Week End Choice menampung perserta maksimal 50 0rang ( 30 Cewek dan 20 cowok ) .
Week End Choice di kemas dengan gaya MUDA-MUDI, sederhana & santai

Sejarah tentang Choice




Di Brooklyn, New York, ada seorang Imam Praja ( baca: Projo ) Muda yang begitu terlibat dan tertarik pada kehidupan kaum muda, Ia bernama Pastor Tom Morrow, PR.

Dari keterlibatannya yang intensif dengan orang-orang muda itu, ia melihat dan merasakan bahwa ada sesuatu yang kurang dalam kehidupan orang-orang muda. Melalui pengamatan yang lebih lanjut, Tom Morrow menyimpulkan bahwa banyak diantara anak muda itu yang tidak atau kurang memiliki “a strong sense of belonging” atau rasa keterlibatan yang nyata dalam relasi dengan sekelilingnya.

Pergaulan mereka kebanyakan hanya sampai ke taraf permukaan saja, baik dengan teman sebayanya maupun dengan keluarga. Relasi yang terjadi kurang mendalam, kurang menyentuh diri masing-masing secara pribadi dan tidak berakar. Kondisi ini umum terdapat dalam masyarakat modern di kota besar.

Hati kecil Pastor Tom Morrow terusik dan terpanggil untuk berbuat sesuatu. Kemudian ia mulai membicarakan hal ini dengan membentuk kelompok kerja yang beranggotakan muda/i, Pastor Chuck Gallagher dari ME dan beberapa pasutri ME.


Pada thn 1985 Pasutri Fery Lely dari distrik Jakarta mengunjungi Pastor Tom Morrow ( Penemu / pencentus program CHOICE ) di New York - USA

Melalui diskusi dari sharing mereka, serta berbagai uji coba, maka tersusunlah program yang mereka beri nama CHOICE, yang tujuan utamanya adalah mencoba menggali kembali relasional muda mudi saat ini yaitu SENSE OF BELONGING atau rasa keterlibatan yang mendalam. WE Choice pertama mereka diadakan pada bulan September tahun 1976.

Program ini sampai di Singapura pada awal tahun 1981. Kemudian atas dukungan dana dan dukungan moral ME Jakarta, maka di bulan Febuari dan November 1982, Romo Soesilo dan Romo Ismantono, Pasutri Ivo dan Lia Sumampouw ( dari Paroki Blok B - Jakarta ), serta muda/i Vincent dan Aiek dari Tebet - Jakarta, diutus untuk mengalami Choice di Singapura dan mengembangkannya di Indonesia.

Setelah sekian lama bekerja keras, akhirnya WE Choice pertama di Indonesia berhasil dilaksanakan di BLKM Ciloto pada tanggal 10-12 Desember 1982, dengan tim: Pastor Bart Janseen (dari Paroki Asisi Tebet - Jakarta), Suster Emma (dari Bandung), Pasutri Ivo-Lia ( dari Jakarta ) dan muda/i Vincent dan Aiek ( dari Jakarta ). Pesertanya saat itu terdiri dari 30 muda/i, 3 imam, 2 suster dan 3 pasutri, yang sebagian dari mereka masih ikut melayani di Choice sebagai Tim sampai saat ini.

Kini ditahun 2008 setelah 25 tahun, Choice telah berkembang di beberapa kota di Indonesia, dari Medan sampai Maumere ( Flores ) .

Choice adalah sebuah gerakan dalam gereja Katholik yang melayani kalangan muda/i dewasa dengan tujuan mengetengahkan kembali semangat hidup kristiani yang berlandaskan kasih dalam relasi dengan sesama.

Kegiatan pelayanan ini dilaksanakan melalui suatu weekend Choice dalam bentuk kesatuan paket yang diberikan dengan metode group encounter atau pertemuan kelompok, yang berlangsung dari hari Jum’at pukul 17.00 (baca: lima sore) sampai dengan Minggu pukul 18.00 (baca: enam malam).

Sebuah WE Choice biasanya dilayani oleh 8 orang pembimbing atau fasilitator yang terdiri dari:
÷ Seorang Imam
÷ Seorang Suster
÷ 2 Pasutri atau pasangan suami-istri dan
÷ Sepasang muda-mudi
Komposisi ini merupakan gambaran gereja yang lengkap.

Kemudian seperti telah diuraikan di atas, Choice adalah suatu gerakan dalam gereja Katholik, maka tentu saja nilai-nilai Choice berdasar pada ajaran Katholik. Namun sejauh yang bersangkutan bisa dan bersedia mengikutinya secara lengkap, kami juga menerima peserta yang non-Katholik (simpatisan atau agama lain), walau prioritas utama tetap untuk mereka yang beragama Katholik.

Program Choice berbentuk suatu kesatuan paket, yang artinya program ini terdiri dari beberapa sesi atau bagian yang saling berkaitan, sehingga harus diberikan secara berkesinambungan, yang akan kurang sekali manfaatnya apabila diberikan secara terpisah. Karena itu kita diharuskan untuk mengikuti semua sesi dengan baik.

Sekarang kami akan menjelaskan mengenai Metode Group Encounter.

Metode Group Encounter maksudnya bahwa setiap peserta diajak untuk berpartisipasi penuh dalam mengalami setiap proses reflektif yang disediakan. Dengan kata lain, Choice tidak bersifat kursus atau pengajaran, melainkan merupakan suatu perjalanan pengalaman reflektif yang bergerak secara berkesinambungan dari satu sesi ke sesi yang lainnya.

Jadi tugas tim pembimbing, bukan menggurui atau mengajarkan sesuatu, melainkan hanya sebagai fasilitator, yang tugasnya mengarahkan dan membantu peserta untuk bisa mengikuti seluruh proses dengan baik.

Konsekuensinya, setiap peserta diharapkan sungguh-sungguh terlibat aktif dalam kelompoknya masing-masing, karena hanya dengan demikian anda akan mendapat hasil yang maksimal.

Peserta WE Choice adalah muda/i dewasa atau yang dalam program aslinya disebut Single Young Adult. Maksudnya adalah mereka yang berusia 22-35 tahun dan belum pernah menikah. Memang kadang-kadang ada Imam, Suster atau Pasutri yang mengikuti program Choice, namun status mereka hanyalah sebagai peninjau, Mereka mengikuti program ini untuk menambah wawasan dalam pelayanan mereka masing-masing atau untuk dilibatkan dalam pelayanan Choice nantinya.

Kembali kepada istilah muda/i dewasa, kriteria teknisnya memang 22-35 tahun dan belum pernah menikah, tetapi seperti telah ditegaskan oleh Pastor Tom Morrow, mereka lebih dilihat sebagai orang dewasa ketimbang muda. Dan seperti itulah nantinya anda akan ditanggapi di dalam WE Choice yang akan berlangsung. Ditanggapi sebagai orang dewasa maksudnya, orang yang dianggap sanggup menilai dan meneliti kehidupannya sendiri dengan jujur dan terbuka, bukan saja dengan pikiran tetapi juga dengan perasaannya; dan juga dianggap mampu memilih dan menentukan apa yang baik bagi hidupnya dan bertanggung jawab atas pilihannya itu, terlepas dari apakah benar atau salah.

Seperti telah kita ketahui program ini bernama choice yang diambil dari kata choose, yang berarti memilih, dan memilih adalah suatu keputusan, jadi dengan memilih, anda memutuskan.

Apa sebenarnya yang ditawarkan untuk dipilih?

Yang ditawarkan adalah tujuan Choice seperti telah diuraikan di atas, yaitu “Semangat hidup Kristiani yang berdasarkan kasih dalam relasi dengan sesama”.
Dan keputusan sepenuhnya ada pada diri anda sendiri sebagai “orang dewasa” untuk memilih. Program ini dan timnya sama sekali tidak memaksa anda untuk memilihnya.
Namun untuk dapat memilih dengan baik, tentu saja anda harus mengetahui dengan baik apa yang ditawarkan.

Karenanya, sebelum anda menilai untuk kemudian menentukan pilihan, sebaiknya anda benar-benar terbuka untuk mengikuti dan mengalami sepenuhnya proses yang ditawarkan.

Sebagai orang dewasa, mereka bisa dikatakan cukup mandiri dalam menentukan arah hidupnya dan dalam banyak hal juga cukup independen / merdeka secara financial.
Kemandirian ini, dengan status bujangan, usia yang relatif muda, apalagi ditunjang dengan lingkungan kehidupan yang modern seperti di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, akan dengan mudah mengarahkan seseorang untuk terbawa hidup bebas tanpa komitmen terhadap relasi pribadi, yang oleh Pastor Tom Morrow dikatakan sebagai kehidupan tanpa Sense of Belonging yang nyata.

Choice sebagai bagian yang satu dari keseluruhan karya pastoral gereja Katholik bagi kaum muda, berusaha menyapa kelompok ini secara pribadi dengan menawarkan satu alternatif pilihan melalui program weekend-nya.

Choice sebagai suatu gerakan maksudnya, Choice adalah SEMANGAT yang menjiwai sikap hidup kita. Choice sama sekali tidak berniat menyediakan wadah permanen bagi para pesertanya, karena itu bukan tujuannya.

Setelah WeekEnd Choice usai, tiap peserta dianjurkan untuk kembali ke kehidupannya masing-masing (TANPA MEMBAWA NAMA CHOICE ), seperti kembali ke keluarga, lingkungan kerja, sekolah, organisasi dan lingkungan/wilayah paroki atau GEREJA , untuk mengamalkan dan menyatakan semangat hidup kita yang baru dalam bersikap dan bertindak .

Karena Choice bukan organisasi muda/i, karena Choice tidak mempunyai anggota. Yang ada hanyalah peserta Choice atau orang yang sudah pernah mengikuti/mengalami WE Choice, yang sudah melewati pengalaman kebersamaan, dan secara manusiawi terikat dalam satu persaudaraan, sehingga terkadang tergerak untuk bertemu kembali di lain kesempatan.

Satu-satunya yang dapat disebut sebagai organisasi di dalam Choice hanyalah yang berhubungan dengan penyelenggaraan weekend-nya, yang dikelola oleh tim dan aktivisnya. Dalam hal ini Choice dapat dikatakan cukup terorganisir.

Choice telah memiliki Koordinator Tim tingkat Asia, yang dalam periode tahun 1990-1992 dan tahun 2001-2003 dipegang oleh Indonesia.

Di Indonesia sendiri sudah ada lebih dari 10 distrik dan wilayah Choice ( Jakarta, Bandung, Purwokerto, Semarang, Surabaya, Malang, Jogja, Padang, Medan, Makassar, Maumere & Manado), Koordinator Nasional sekarang berkedudukan di Jakarta, Namun sekali lagi yang diorganisir disini bukan peserta Choice-nya, tetapi hanya tim-nya, yaitu dalam rangka penyelenggaraan weekend beserta semua persiapannya.

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa WE Choice adalah suatu pengalaman mengenai belonging, mengenal keterlibatan manusia dengan sesamanya.

Karena Choice bersifat PENGALAMAN , maka Choice hanya bisa dimengerti kalau anda mengalaminya sendiri secara langsung.

Untuk menegaskan kembali beberapa sikap yang harus anda ambil untuk menunjang anda dalam mengikuti WE Choice dengan baik adalah:
~ Terlibat penuh
~ Jangan menilai sebelum seluruh proses WE berakhir .
~ Menyertakan unsur perasaan, disamping pikiran dalam keterlibatan anda.

Walaupun program ini telah disusun sedemikian rupa, demikian pula dengan timnya yang telah diarahkan untuk membantu sepenuhnya agar peserta dapat mengalami semua proses WE dengan maksimal; tetapi Anda pribadilah tetap merupakan faktor yang paling menentukan




SELAMAT BERGABUNG di keluarga besar CHOICE





Terindah dalam hidupku ...........


Mengenalmu .... Mencintaimu .... Mengabdimu


Diambil sesuai dengan buku panduan preparasi WE Choice distrik Jakarta .